
Ilustrasi erupsi Gunung Semeru pada 7 Juni 2025.
GEMINI99NEWS – Lumajang, Jawa Timur – Gunung Semeru, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Sabtu siang, 7 Juni 2025. Sekitar pukul 12.01 WIB, erupsi terekam di pos pengamatan, memunculkan kekhawatiran di kalangan warga dan otoritas setempat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi ini merupakan letusan ke-85 dalam sepekan terakhir. Meski visual letusan tidak teramati secara jelas akibat kabut tebal, data seismik menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas internal gunung.
Aktivitas Gunung Semeru Masih Tinggi
Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang ini telah lama dikenal sebagai gunung dengan karakteristik erupsi eksplosif dan aliran lava yang agresif. Statusnya masih berada pada Level III (Siaga) sejak awal tahun, namun intensitas letusan yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran baru.
“Kami mencatat adanya tremor menerus, awan panas guguran, serta potensi lontaran material pijar dari puncak gunung. Kami minta masyarakat tetap waspada dan mengikuti instruksi petugas,” ujar Kuswanto, Kepala Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Zona Merah: Wilayah yang Harus Diwaspadai
PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menetapkan beberapa wilayah sebagai zona rawan. Masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah Jonggring Saloko, serta menjauhi area sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan yang rawan aliran lahar panas dan dingin.
Peringatan juga ditujukan bagi para pendaki dan wisatawan yang kerap menjadikan Semeru sebagai destinasi favorit. Untuk sementara, seluruh jalur pendakian ditutup total demi keselamatan.
Warga Mengungsi, Pemerintah Siapkan Tanggap Darurat
Erupsi terbaru ini menyebabkan sekitar 200 warga di kaki gunung mulai mengungsi ke lokasi-lokasi yang lebih aman. Pemerintah setempat bersama TNI-Polri telah mendirikan posko darurat dan dapur umum di beberapa titik, termasuk di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
“Kami prioritaskan perempuan, anak-anak, dan lansia. Tim medis juga telah siaga menghadapi kemungkinan gangguan pernapasan akibat abu vulkanik,” ujar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.
Cuaca dan Abu Vulkanik Jadi Tantangan Baru
BMKG memperingatkan bahwa arah angin yang tidak menentu membuat abu vulkanik dapat menyebar ke wilayah yang lebih luas, termasuk ke wilayah Malang selatan dan bahkan sampai ke sebagian wilayah Blitar. Masyarakat diminta menggunakan masker, kacamata pelindung, dan tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak.
Edukasi dan Mitigasi: Kunci Menghadapi Bencana
Indonesia yang berada di jalur Cincin Api (Ring of Fire) memang akrab dengan aktivitas gunung berapi. Namun, setiap erupsi tetap membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar. Oleh karena itu, edukasi kebencanaan menjadi hal yang sangat penting.
“Kita tidak bisa menghentikan alam, tapi kita bisa mengurangi dampaknya dengan edukasi dan kesiapsiagaan. Masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri, mengenali tanda-tanda bahaya, dan mengikuti informasi resmi,” ujar pakar geologi Universitas Brawijaya, Prof. Hendra Wijaya.
Tetap Tenang dan Waspada
Pemerintah melalui PVMBG, BNPB, dan BPBD terus memantau perkembangan Gunung Semeru setiap jam. Update terbaru bisa diakses melalui situs resmi atau aplikasi bencana nasional. Media sosial juga menjadi saluran penting untuk penyebaran informasi cepat.
Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Semeru, sikap tenang dan sigap menjadi kunci. Pastikan selalu siap dengan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting, obat-obatan, air minum, makanan ringan, dan senter.