
Ilustrasi ketegangan geopolitik global akibat konflik Iran–Israel.
GEMINI99NEWS – Ketegangan militer antara Iran dan Israel pada Juni 2025 telah mengguncang tatanan geopolitik dunia. Serangan berbalas yang melibatkan rudal, drone, hingga target nuklir tidak lagi menjadi isu regional semata. Konflik ini menyentuh banyak negara dan mengubah kalkulasi kekuatan global secara signifikan.
Kutub Dunia Mulai Bergeser
Konflik ini mempercepat pembentukan aliansi baru di luar kerangka NATO. Rusia secara terbuka mendukung Iran dan mengecam agresi Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Di sisi lain, Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda keterlibatan aktif, meskipun masih berhati-hati dalam mengambil keputusan militer langsung. Ketegangan antara blok Barat dan Timur pun semakin nyata.
Kondisi ini menghidupkan kembali bayang-bayang Perang Dingin dalam format yang lebih kompleks. Kini bukan hanya ideologi yang berbenturan, tetapi juga strategi energi, teknologi, dan kontrol informasi.
konflik global Menjadi Ancaman terhadap Stabilitas Kawasan
Konflik di Timur Tengah selalu memiliki efek domino. Negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, UEA, dan Qatar mulai memperketat keamanan dalam negeri dan memperkuat perjanjian militer dengan sekutu masing-masing. Turki yang sebelumnya cenderung netral, kini bersuara keras menentang serangan terhadap wilayah sipil.
Di Asia, China terus mengamati situasi sambil memperkuat hubungan dagang dan militer dengan Iran. Ini menjadi bentuk tekanan tidak langsung terhadap dominasi AS di Indo-Pasifik. Sementara itu, India mengambil sikap pragmatis dengan mengevakuasi ribuan warganya dari Iran dan Israel, menandakan bahwa negara-negara nonblok pun mulai terguncang.
Diplomasi Global Mengalami Tekanan
Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat, tetapi belum mampu menghasilkan resolusi yang konkret. Ketidaksepakatan antara anggota tetap menunjukkan lemahnya struktur multilateral dalam merespons krisis militer tingkat tinggi. Negara-negara Eropa juga terpecah. Sebagian mendukung Israel sebagai sekutu lama, sebagian lain menekan pentingnya penghentian serangan terhadap fasilitas sipil dan nuklir.
Kredibilitas institusi internasional kembali dipertanyakan. Dunia seolah menyaksikan krisis diplomasi, di mana kebijakan luar negeri digerakkan oleh kepentingan domestik dan tekanan opini publik.
Potensi Krisis Energi dan Perdagangan dampak konflik global
Selain ketegangan militer, konflik ini menimbulkan risiko besar terhadap pasokan minyak global. Iran adalah salah satu eksportir minyak utama, dan jalur pelayaran di Selat Hormuz kini menjadi titik rawan. Negara-negara pengimpor energi dari Asia hingga Eropa kini menghadapi potensi lonjakan harga dan krisis pasokan.
Pelaku pasar mulai menunjukkan kepanikan. Bursa saham global menurun drastis sejak dimulainya serangan udara ke fasilitas nuklir. Jika konflik tidak segera mereda, dunia bukan hanya menghadapi ancaman perang terbuka, tetapi juga ketidakpastian ekonomi global yang panjang.
Penutup
Konflik Iran–Israel bukan lagi masalah dua negara. Ini adalah ujian bagi keseimbangan geopolitik dunia. Ketika negara-negara besar saling berhadapan tanpa kesepakatan kolektif, dunia menuju masa depan yang lebih rapuh. Solusi damai masih mungkin dicapai, tetapi jendela waktu untuk diplomasi semakin sempit