
Bentrokan memanas di Suriah Selatan, menampilkan kondisi konflik yang kian brutal.
Awal Konflik dan Pemicu Bentrokan
GEMINI99NEWS – Provinsi Sweida di Suriah selatan mendadak menjadi sorotan dunia sejak pecahnya bentrokan antara kelompok Druze dan suku Bedouin. Konflik ini dipicu oleh insiden penculikan seorang pedagang Druze pada 13 Juli 2025. Ketegangan yang awalnya bersifat lokal berubah menjadi aksi balas dendam yang meluas, memicu kekerasan bersenjata di sejumlah pemukiman.
Laporan lapangan menyebutkan bahwa bentrokan pertama terjadi di pusat kota Sweida. Kedua kelompok saling menyerang dengan senjata ringan, dan situasi segera berkembang menjadi pertempuran berskala besar yang menewaskan sejumlah warga sipil. Peristiwa ini memicu kekhawatiran akan pecahnya perang antar-komunitas di wilayah yang sebelumnya relatif stabil.
Peran Pemerintah Suriah dan Intervensi Militer
Untuk meredam konflik, pemerintah Suriah mengerahkan pasukan ke Sweida sejak 14 Juli. Namun, langkah ini justru memperkeruh situasi. Bentrokan semakin sengit, dan pasukan pemerintah ikut terlibat dalam baku tembak. Laporan independen mengindikasikan adanya pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi singkat terhadap warga sipil.
Pada 16 Juli, Israel mengonfirmasi serangan udara di Damaskus sebagai bentuk perlindungan terhadap komunitas Druze. Serangan tersebut memperluas dimensi konflik, yang awalnya bersifat domestik, menjadi isu regional. Israel menyatakan akan “mengambil langkah tegas” jika komunitas Druze terancam, sementara pemerintah Suriah menuduh Israel memperkeruh keadaan.
Krisis Kemanusiaan dan Kekhawatiran Internasional
Kondisi kemanusiaan di Sweida semakin memburuk. Banyak warga mengungsi untuk menghindari pertempuran. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan keprihatinan mendalam atas laporan kekerasan yang menargetkan warga sipil. Kepala Kantor HAM PBB mendesak agar semua pihak bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi selama bentrokan.
Hingga 18 Juli 2025, korban jiwa dilaporkan mencapai puluhan orang, dengan ratusan lainnya luka-luka. Infrastruktur di Sweida mengalami kerusakan parah, dan akses bantuan kemanusiaan masih terbatas. Situasi ini berpotensi memicu gelombang pengungsi ke negara tetangga, yang akan menambah ketidakstabilan kawasan.
Ancaman Konflik Berkepanjangan
Para analis menilai bentrokan Druze–Bedouin bisa menjadi pemicu konflik berkepanjangan jika tidak segera diselesaikan. Faktor etnis dan kepentingan politik yang tumpang tindih membuat mediasi menjadi sulit. Ditambah lagi, campur tangan pihak eksternal seperti Israel memperbesar risiko eskalasi lintas batas.
Pemerintah Suriah, melalui pernyataan resminya, berjanji mengembalikan ketertiban. Namun, dengan meningkatnya intensitas pertempuran dan tekanan internasional, upaya ini tampak menemui jalan buntu. Jika situasi tidak terkendali, Suriah Selatan berpotensi menjadi medan konflik baru di Timur Tengah