
Warga asing menunggu proses evakuasi di pos perbatasan Timur Tengah.
GEMINI99NEWS – Evakuasi WNI dari Iran telah berjalan lancar sejak pemerintah memutuskan mengevakuasi 97 WNI melalui jalur darat dari Teheran menuju Baku, Azerbaijan. Di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah, langkah cepat ini menunjukkan keberpihakan negara terhadap keselamatan warganya. Operasi ini menunjukkan komitmen kuat negara dalam melindungi setiap warganya, bahkan dalam situasi genting sekalipun.
Awal Ketegangan dan Keputusan Evakuasi
Ketegangan yang meningkat di wilayah Iran dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran serius. Ancaman konflik militer dan serangan udara menyebabkan situasi keamanan menjadi tidak stabil, khususnya di kota-kota besar seperti Teheran. Menanggapi kondisi ini, pemerintah Indonesia, melalui koordinasi lintas lembaga, memutuskan untuk mengevakuasi seluruh WNI yang berada di Iran, baik yang berstatus pelajar, pekerja, maupun staf diplomatik.
Langkah ini dilakukan berdasarkan asas keselamatan warga negara yang tertuang dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2025 tentang TNI, di mana negara berkewajiban melindungi segenap WNI di mana pun mereka berada.
Operasi Evakuasi Melalui Jalur Darat
Proses evakuasi dimulai pada Jumat, 20 Juni 2025, dengan pengangkutan 97 orang dari Teheran menggunakan empat bus besar menuju perbatasan Iran–Azerbaijan. Rute sejauh 800 kilometer tersebut melintasi jalur Astara dan berakhir di Baku, ibu kota Azerbaijan.
Perjalanan darat ini tidak mudah. Selain jaraknya yang jauh, situasi lalu lintas di perbatasan cukup padat akibat banyaknya warga asing dari berbagai negara yang juga berusaha meninggalkan Iran. Namun, berkat pengamanan yang ketat dan pengawalan dari Tim Crisis Response Team (CRT) TNI, perjalanan berjalan lancar dan aman.
Pengamanan oleh TNI dan CRT
Keberhasilan evakuasi ini tak lepas dari keterlibatan 34 personel TNI dalam Tim CRT yang dikirim langsung untuk mendampingi dan mengamankan proses evakuasi. Tim ini dipimpin langsung oleh Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dan memiliki misi utama memastikan keselamatan WNI selama proses transisi.
Para personel TNI ini bekerja sama erat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan tim diplomatik di Baku. Mereka mengawal perjalanan, memantau kondisi kesehatan para WNI, serta menyiapkan jalur komunikasi langsung dengan pemerintah pusat.
Transit di Baku: Fase Istirahat yang Aman
Setibanya di Baku, para WNI diberi waktu istirahat selama dua malam di lokasi yang telah disiapkan pemerintah. Seluruh WNI dalam kondisi stabil dan sehat. Mereka menerima bantuan logistik, dukungan psikologis, serta informasi terkait prosedur lanjutan.
Kementerian Luar Negeri melalui Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan proses pemulangan yang aman dan bertahap. Penjadwalan ulang penerbangan dilakukan agar proses kepulangan ke tanah air berjalan lancar.
Pulang ke Tanah Air dengan Penerbangan Komersial
Proses kepulangan dimulai pada Minggu, 22 Juni 2025, menggunakan maskapai komersial yang lepas landas dari Baku. Gelombang pertama mencakup 29 WNI, disusul oleh gelombang berikutnya yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada 23 dan 24 Juni.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa TNI AU sempat menyiagakan pesawat Hercules dan Boeing sebagai alternatif jika penerbangan komersial terhambat. Namun, karena jalur udara terbuka dan aman, opsi tersebut tidak digunakan.
Fakta Menarik: Evakuasi Sukarela dan Terkendali
Menariknya, seluruh proses evakuasi dilakukan secara sukarela. Para WNI yang ikut dalam rombongan memang menyatakan keinginan pulang ke Indonesia setelah mempertimbangkan situasi di Iran yang kian tidak menentu. Pemerintah menghormati keputusan setiap individu dan memastikan tidak ada unsur paksaan.
Selain 93 WNI, dalam rombongan juga terdapat 3 staf diplomatik dan 1 warga negara Iran, yang merupakan pasangan dari salah satu WNI. Pemerintah memastikan hak-hak mereka tetap dilindungi dalam proses pemulangan ini.
Simbol Komitmen Negara Melindungi Warga
Evakuasi WNI dari Iran bukan sekadar operasi logistik. Ini adalah simbol nyata bahwa negara hadir, bahkan ketika warganya berada ribuan kilometer jauhnya dari tanah air. Dalam situasi penuh ketidakpastian, langkah cepat dan terukur pemerintah menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga martabat warganya.
Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam misi kemanusiaan ini. Termasuk dukungan pemerintah Azerbaijan yang turut membantu memperlancar proses transit dan pemulangan.
Penutup: Ketegangan Global, Refleksi Nasional
Krisis geopolitik di Timur Tengah belum menunjukkan tanda mereda. Namun bagi Indonesia, keberhasilan evakuasi ini menjadi pelajaran penting tentang kesiapsiagaan nasional dan pentingnya diplomasi aktif di wilayah konflik.
Dengan pulangnya 97 WNI ke tanah air, Indonesia tidak hanya membawa pulang warga negaranya, tetapi juga menyampaikan pesan tegas: di manapun mereka berada, warga negara Indonesia tidak akan pernah dibiarkan sendirian.