
Harga minyak naik tajam akibat serangan Israel ke Iran.
GEMINI99NEWS – Harga minyak melonjak tajam pada Jumat pagi waktu global setelah Israel meluncurkan serangan udara ke berbagai fasilitas strategis di Iran. Aksi militer ini tidak hanya memicu ketegangan geopolitik, tetapi juga mengguncang pasar global, termasuk harga energi dan pergerakan saham di berbagai negara.
Serangan Udara dan Dampaknya
Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 30 lokasi penting, termasuk fasilitas nuklir Natanz dan pangkalan militer Iran. Langkah ini disebut sebagai respons atas peningkatan ancaman dari Teheran, terutama terkait pengayaan uranium dan ancaman militer terhadap kawasan Timur Tengah.
Iran membalas dengan meluncurkan lebih dari 100 drone ke arah wilayah Israel. Ketegangan ini menandai eskalasi terbesar sejak awal tahun dan menjadi pemicu utama lonjakan harga komoditas energi.
Lonjakan Harga Minyak
Setelah kabar serangan menyebar, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) langsung melonjak hingga 14% sebelum terkoreksi di kisaran 8–10%. Brent crude juga menunjukkan pola serupa dengan kenaikan ke level $75 per barel.
Analis pasar menilai kenaikan ini sebagai reaksi wajar terhadap ancaman gangguan pasokan, terutama dari jalur vital Selat Hormuz yang menyalurkan lebih dari 20 juta barel minyak per hari. Jika jalur ini terganggu, harga minyak dunia bisa terus melonjak hingga melampaui $100 per barel dalam waktu singkat.
Pasar Global dalam Tekanan
Volatilitas pasar meningkat tajam. Bursa saham Amerika Serikat, Eropa, dan Asia mengalami tekanan besar. Sektor penerbangan dan manufaktur terpukul akibat kekhawatiran lonjakan biaya energi. Di sisi lain, aset safe-haven seperti emas dan obligasi negara maju menguat tajam.
Investor mulai mengalihkan dana ke instrumen yang dianggap lebih aman. Dolar AS dan yen Jepang menguat, sedangkan nilai tukar mata uang emerging markets melemah. Ketidakpastian ini diperkirakan akan berlanjut setidaknya hingga ada sinyal deeskalasi dari kedua pihak.
Risiko Stagflasi Menghantui
Selain lonjakan harga minyak, kekhawatiran terbesar muncul dari potensi stagflasi: situasi di mana inflasi tinggi terjadi di tengah perlambatan ekonomi. Jika ketegangan terus meningkat, banyak negara bisa mengalami tekanan inflasi yang memperberat beban masyarakat dan pelaku usaha. Bank sentral kemungkinan harus mengambil langkah hati-hati. Kenaikan suku bunga untuk meredam inflasi bisa memperlambat pemulihan ekonomi pascapandemi dan memperbesar risiko resesi global.
Dampak Harga Minyak Naik bagi Indonesia
Indonesia sebagai negara pengimpor minyak berpotensi terdampak langsung. Harga BBM di dalam negeri bisa meningkat, mendorong naiknya harga barang dan jasa lain. Pemerintah perlu menyiapkan strategi fiskal dan moneter untuk meredam dampak lanjutan. Pemerhati energi dan pelaku pasar berharap situasi ini tidak berlarut. Dialog diplomatik dinilai menjadi jalan terbaik untuk menurunkan eskalasi dan menstabilkan harga energi dunia.
Kesimpulan:
Lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Iran menandai momen genting dalam dinamika geopolitik global. Investor, pemerintah, dan masyarakat internasional perlu bersiap menghadapi potensi guncangan lanjutan jika konflik tidak segera diredam.