
Konflik Israel–Iran memanas, rudal dan drone menghiasi langit Timur Tengah.
GEMINI99NEWS – Konflik Israel Iran 2025 mencapai puncaknya saat kedua negara saling meluncurkan serangan udara dan rudal dalam skala besar. Ketegangan yang selama ini berada di bawah permukaan akhirnya meledak ke ruang publik internasional. Kini, dunia menyaksikan dengan cemas kemungkinan pecahnya perang terbuka di Timur Tengah.
Latar Belakang Ketegangan Israel dan Iran
Permusuhan antara Israel dan Iran bukan hal baru. Sejak beberapa dekade terakhir, kedua negara terlibat dalam konflik proxy, adu intelijen, dan perang siber. Iran dikenal mendukung kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah dan Hamas, sementara Israel berupaya menggagalkan ambisi nuklir Iran melalui operasi rahasia dan tekanan internasional.
Namun pada Juni 2025, ketegangan itu berubah menjadi konfrontasi langsung. Operasi militer terbuka menggantikan perang bayangan. Dunia pun dibuat terkejut oleh kecepatan eskalasi konflik ini.
Serangan Israel: Operation Rising Lion
Pada 12 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran bertajuk Operation Rising Lion. Lebih dari 200 pesawat tempur menyerang hampir 100 target strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir, pangkalan militer, dan pusat komando.
Serangan ini disebut sebagai upaya pencegahan terhadap pengembangan senjata nuklir Iran. Pemerintah Israel menyatakan bahwa tindakan ini perlu diambil “sebelum terlambat.”
Namun, bagi Iran, serangan ini merupakan deklarasi perang.
Balasan Iran: Operation Vow of Truth III
Tak menunggu lama, Iran membalas. Pada 13 Juni 2025, militer Iran meluncurkan Operation Vow of Truth III dengan lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone yang diarahkan ke berbagai wilayah strategis di Israel.
Beberapa rudal menghantam fasilitas militer di Tel Aviv dan Haifa, sementara sistem pertahanan Iron Dome Israel bekerja keras menahan gelombang serangan. Tiga orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Iran menyebut aksi ini sebagai “pembalasan sah atas agresi terang-terangan.” Serangan ini menunjukkan kemampuan Iran untuk membalas secara simetris dan terkoordinasi.
Reaksi Dunia Internasional
Dunia bereaksi cepat. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia menyerukan de-eskalasi. Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat. Paus Fransiskus menyampaikan keprihatinan mendalam, sementara Presiden AS memperingatkan bahwa “konflik ini bisa merambat lebih luas jika tidak dihentikan segera.”
Sementara itu, negara-negara di kawasan seperti Yordania, Lebanon, dan Suriah mulai meningkatkan kewaspadaan militer. Jalur penerbangan internasional di Timur Tengah terganggu, harga minyak melonjak tajam.
Ancaman Perang Regional dan Implikasi Global
Konflik Israel Iran 2025 bukan hanya soal dua negara. Ini adalah potensi perang regional yang bisa melibatkan kekuatan global. Blok sekutu Israel dan Iran bisa terseret ke medan perang yang lebih luas.
Selain itu, dampaknya terhadap ekonomi dunia tak bisa dihindari. Ketegangan ini sudah memicu kenaikan harga energi, ancaman terhadap stabilitas kawasan, serta meningkatnya aksi teror di wilayah yang sebelumnya relatif aman.
Banyak pihak khawatir bahwa jika konflik ini tidak dihentikan, dunia bisa menyaksikan babak baru dari instabilitas global yang lebih parah dari krisis sebelumnya.
Kesimpulan: Jalan Damai Masih Ada?
Meskipun situasi memanas, harapan perdamaian belum sepenuhnya pupus. Diplomasi masih mungkin terjadi jika kedua pihak menunjukkan niat untuk menahan diri. Peran negara-negara besar sangat penting dalam menengahi konflik ini.
Konflik Israel Iran 2025 menjadi pengingat bahwa stabilitas global sangat rapuh. Dunia harus bersatu mendorong penyelesaian damai agar anak-anak di Timur Tengah—dan seluruh dunia—tidak tumbuh dalam bayang-bayang perang.